PhotobucketSelamat Datang di Situs BENANG BIRU - Jalani Semua Dengan Apa Adanya Dan Lapang DadaPhotobucket

Senin, 18 Juli 2011

Jenis alat musik angklung diakui secara internasional oleh UNESCO sejak 11 November tahun lalu. Atas dasar alasan itulah KBRI (Kedutaan Besar RI) di Washington D.C. menggelar acara kolosal, yakni mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk bermain angklung bersama Sabtu pekan lalu (9/7). Diharapkan acara tersebut dapat memecahkan rekor dunia untuk kategori pergelaran angklung dengan pemain terbanyak (The Largest Angklung Ensemble).

Acara itu pun sukses. Sore itu alat musik dari bambu tersebut dimainkan oleh lebih dari 5.100 orang. Prestasi ini lantas diakui dan dicatat oleh Guinness World Records.

Perhelatan yang dilaksanakan di lapangan utara Washington Monument (hanya berjarak beberapa blok dari Gedung Putih) itu merupakan puncak acara dari Festival Indonesia yang diselenggarakan KBRI Washington D.C. bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Salah seorang sosok penting yang sangat berperan dalam pemecahan rekor dunia itu adalah Daeng Udjo. Dia adalah putra legenda angklung Indonesia, Mang Udjo. Laki-laki 46 tahun itu sengaja didatangkan secara khusus dari Indonesia untuk memimpin pemecahan rekor. Dia juga yang bertanggung jawab membuat 5.117 angklung yang dibagikan kepada seluruh peserta. Daeng Udjo mengaku menghabiskan waktu 1,5 bulan untuk memproduksi ribuan angklung tersebut di Bandung.

Sebelum acara pemecahan rekor dilakukan, sekitar 30 menit Daeng Udjo melatih secara masal para pemain dari beragam usia dan ras itu. Caranya melatih pun cukup unik dan praktis. Yakni, hanya dengan menggunakan aba-aba satu tangan. Sebelumnya, ribuan angklung yang dibagikan kepada peserta tersebut sudah diberi kode berupa gambar tangan dalam berbagai formasi.

Misalnya, formasi tangan mengepal untuk nada do, tangan menelungkup untuk nada re, acungan jempol untuk nada mi, dan seterusnya hingga nada si. Karena itu, para pemain hanya melihat apa formasi tangan yang diberikan oleh Daeng Udjo yang berdiri di panggung setinggi kurang lebih 1,5 meter. Dia bertindak sebagai dirijen. Agar peserta lebih jelas melihat formasi tangan sang dirijen, panitia memasang dua layar superbesar di kanan-kiri panggung.

Selain diberi kode gambar formasi tangan, angklung-angklung tersebut dinamai dengan nama-nama pulau di Indonesia. Misalnya, Kalimantan, Jawa, Sumatera, Bali, dan Sulawesi. Dengan demikian, ketika Daeng Udjo menyebut kata Sumatera, hanya angklung yang berkode Sumatera yang berbunyi. "Kode nama pulau itu hanya saya pakai untuk mengabsen dan memastikan bahwa semua nada sudah terdistribusi secara merata," kata Udjo.

Selanjutnya, Udjo lebih banyak menggunakan formasi tangan untuk mengomando para pemain angklung dadakan tersebut. Begitu musik angklung mulai mengalun, beberapa orang terlihat terkesima dengan keunikannya. Salah satunya Donald Hess, 62, yang jauh-jauh hari sudah mendaftar sebagai peserta lewat situs KBRI.

Donald mengaku baru pertama memegang angklung. Namun, laki-laki asal Virginia tersebut mengaku cukup senang karena bisa langsung memainkan lagu bersama ribuan peserta lain. "Alat musik ini cukup sederhana, tapi bisa menyatukan banyak orang," kata Donald.

Lain lagi pendapat Lissie New. Perempuan asal Peru tersebut mengaku tertarik dengan bunyi yang dihasilkan alat musik bambu itu. Karena itu, begitu melintas di sekitar tempat acara, dia langsung tertarik dan memutuskan untuk bergabung. Peserta dadakan seperti Lissie inilah yang membuat jumlah peserta melonjak tajam saat acara baru dimulai.

Peserta yang lain, Mayco Santaella, 34, mempunyai alasan khusus. Pria asal Massachusetts itu merasa ada ikatan emosional begitu mendengar kata Indonesia. "Terus terang, saya penasaran dengan orkestra angklung ini," kata Santaella.

Untuk mengumpulkan ribuan orang, pihak KBRI memang membuka pendaftaran dua bulan sebelum hari H. Namun, upaya itu tampaknya kurang efektif. Sebab, berdasar keterangan panitia, hingga satu jam sebelum acara dimulai, jumlah peserta baru 1.900 orang. Padahal, target yang ditetapkan adalah lima ribu orang. Ini juga yang membuat Daeng Udjo khawatir tidak bisa memecahkan rekor dunia.

“Mendatangkan 5 ribu orang secara bersamaan memang tidak mudah. Saya hanya menunggu keajaiban untuk memecahkan rekor tersebut," kata Udjo yang ditemui sebelum acara.

Benar saja. Bunyi khas angklung memang menjadi magnet yang mampu menarik perhatian massa. Begitu geladi bersih dilakukan dengan memainkan lagu Country Roads-nya John Denver dan Home on the Range yang dipopulerkan Bing Crosby, ribuan orang tambahan mulai menyemut.

Aliran massa itu terlihat jelas dari kawasan di sekitar Washington Monument. Sebab, tidak jauh dari tempat acara juga digelar festival budaya untuk negara-negara Amerika Latin. Massa yang awalnya tersebar di stan-stan negara Amerika Latin itu berduyun-duyun mendatangi sumber bunyi yang unik dari angklung. Demikian juga para pengunjung museum yang berada di sekitar tempat acara. Banyak dari mereka yang kemudian bergabung untuk memainkan alat musik khas Sunda tersebut.

Sebelum peserta memasuki arena seluas lapangan bola tersebut, panitia membagikan angklung. Selain itu, panitia membagikan udheng khas Bali untuk peserta pria dan syal batik untuk peserta perempuan.

Terik matahari yang sore itu mencapai 33 derajat Celsius ternyata tidak menyurutkan antusiasme peserta untuk bergabung di tengah lapangan. Semakin sore massa terlihat semakin berjubel memenuhi lapangan yang hanya berpagar sementara itu.

Tepat pukul 17.15 waktu setempat pemecahan rekor dilakukan. Total ada tiga lagu yang dimainkan dengan angklung sore itu, yakni We Are the World, Country Road, dan Home on the Range. Alunan angklung tersebut terdengar semakin apik saat ditimpali vokal dari Elfa’s Singers. Saat mengiringi Elfa’s Singers inilah kemudian dicatat oleh Guinness World Records sebagai rekor dunia pergelaran angklung dengan pemain terbanyak (The Largest Angklung Ensemble).

Bahkan, ribuan peserta yang mulai asyik dengan alat musik dari bambu itu meminta pergelaran dilanjutkan. Mereka tidak puas hanya dengan memainkan tiga lagu. Tanpa dikomando mereka membunyikan angklung secara serentak sambil meneriakkan kata more... more... more... more...

Sang dirijen pun tidak berkutik. Setelah berunding dengan duta besar dan perwakilan dari Guinness World Record, pergelaran kolosal tersebut dilanjutkan dengan memainkan kembali lagu We Are the World.

Selain Elfa’s Singer, panitia mendatangkan Air Supply, Balawan, Sherina, dan Denada untuk memeriahkan Festival Indonesia. Di antara ribuan peserta tersebut tampak hadir mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan aktris Christine Hakim.

Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal menyatakan bahwa pemecahan rekor tersebut sebagai bentuk apresiasi Indonesia terhadap multikulturalisme. Selain itu, acara tersebut untuk mengenalkan kekayaan budaya di Indonesia. Salah satunya angklung yang sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia.

“Lewat acara ini kami ingin menduniakan Indonesia dan membangkitkan rasa percaya diri pada budaya Indonesia," kata Dino. Duta besar termuda itu juga menyatakan bahwa untuk menggelar acara sebesar itu, pihak KBRI hanya mengeluarkan sedikit dana. Namun, Dino enggan menyebut angka pastinya. KBRI mendapatkan banyak dukungan dari BKPM dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Selengkapnya...

Otak Remaja Pecandu Internet Cenderung Keriput

Penggunaan internet sudah sangat umum pada zaman sekarang. Tapi sebuah studi menemukan bahwa menggunakan internet secara berlebihan dapat merusak otak remaja yang membuat salah satu bagian otak cenderung keriput.

Para ilmuwan menemukan adanya tanda-tanda atrofi (penyusutan) pada materi abu-abu di otak remaja pengguna internet berat yang semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Hal ini dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi dan memori, serta kemampuan remaja untuk membuat keputusan dan tujuan yang diterapkan. Selain itu juga dapat mengurangi hambatan dan mendorong remaja melakukan perilaku yang tidak pantas.

Kesimpulan ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan scan otak MRI dari 18 pelajar berusia 19 tahun yang menghabiskan 8 sampai 13 jam sehari untuk bermain game online,selama enam hari dalam seminggu.

Pelajar diklasifikasikan sebagai pecandu internet setelah menjawab delapan pertanyaan, termasuk apakah mereka telah mencoba untuk berhenti menggunakan internet dan apakah mereka berbohong kepada anggota keluarga tentang jumlah waktu yang mereka habiskan untuk online.

Hasil perbandingan dengan kelompok kontrol menunjukkan bahwa remaja pecandu internet mengalami kerusakan pada materi abu-abu di permukaan keriput otak (korteks), yang merupakan tempat pengolahan memori, emosi, kemampuan bahasa, penglihatan, pendengaran dan kontrol motor.

Peneliti juga menemukan adanya perubahan dalam jaringan otak yang disebut sebagai materi putih, yang melewatkan pesan antara daerah berbeda dari materi abu-abu dalam sistem saraf.

Menurut peneliti, kelainan ini dapat membuat remaja lebih bergantung pada internet dan harus menghadapi risiko mengalami IAD (internet addiction disorder).

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kecanduan internet jangka panjang akan mengakibatkan perubahan struktur otak," jelas peneliti yang merupakan ahli saraf dan ahli radiologi di universitas dan rumah sakit di China, seperti dilansir Dailymail, Senin (18/7/2011).

Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE
Selengkapnya...

Jumat, 08 Juli 2011

5 Tanda-tanda Kecanduan Pornografi

Pornografi dapat menjadi godaan untuk diketahui. Apalagi jika teman-teman Agan sedang membicarakan berita panas yang sedang santer, mencari sumber berita itu di internet menjadi kewajiban untuk 'nyambung' dengan pembicaraan mereka. Dari hal-hal semacam inilah pornografi dikenalkan dan masuk ke dalam kehidupan kita. Asal untuk sekedar tahu dan tidak kecanduan tentu hal ini tidak merepotkan, tetapi jika Agan sudah mulai kecanduan, segera hentikan sebelum merusak hidup Agan. Berikut adalah tanda-tanda Agan telah kecanduan pornografi.


1. Perilaku seksual tidak terkendali
Agan tidak mampu mengendalikan pikiran Agan tentang imajinasi seks, dan hal ini secara tidak sadar juga Agan tunjukkan melalui pembicaraan Agan yang menggoda, serta perilaku Agan yang sensual. Sayangnya, perilaku sensual ini berlebihan dan tidak peduli tempat dan waktu. Kalau dulu Agan membatasi diri ketika clubbing atau night party, kini Agan tidak peduli lagi siapa partner one night stand Agan. Foto-foto porno memenuhi HP Agan, tidak lupa video porno yang paling hot.

2. Menjauhi aktivitas sosial
Kegiatan yang bertemu banyak orang terasa membosankan dan Agan selalu tidak sabar untuk pulang. Waktu yang ada lebih banyak Agan gunakan untuk sibuk browsing pornografi di internet atau bahkan asyik dengan kegiatan seksual Agan sendiri. Lebih parah lagi jika Agan mulai merasa semua orang yang Agan temui mengetahui aktivitas seksual Agan. Merasa malu, Agan malah menjauhi mereka dan bergaul dengan orang-orang yang juga kecanduan pornografi.

3. Selalu ada alasan
Agan tidak mau berhenti dan selalu saja ada alasan yang membenarkan Agan menikmati pornografi. Sebagai persiapan saat menikah nanti atau supaya bisa menghindari penyimpangan-penyimpangan seksual seperti itu, lupakan! Di saat Agan berencana menunda atau menghindarinya, dorongan untuk seks liar itu sudah menguasai sebagian besar pikiran Agan.

4. Usaha ekstra untuk terangsang
Semakin hari, jenis suguhan pornografi yang biasa-biasa saja menjadi tidak terasa menggoda dan Agan mulai ingin mencari yang lebih liar lagi dan lagi! Tanpa sadar Agan sudah membuat persepsi dan selera Agan menyimpang tentang seks.

5. Ketidakmampuan untuk berhenti
Teman dan keluarga sudah menjauhi Agan sebagai konsekuensi perilaku Agan yang negatif. Agan menyadarinya dan berniat untuk berubah, namun beberapa saat kemudian Agan sudah asyik dengan pornografi. Hal itu terjadi berulang, Agan ingin berhenti dan gagal, ingin berhenti dan gagal lagi, dan seterusnya.
Selengkapnya...

 
  • Photobucket" alt="Photobucket" />" title="This is featured post 1 title" alt="Replace This Text With Your Featured Post 1 Description." />